Mengenai sejarah web dimulai pada bulan Maret 1989 ketika Tim Berner-Lee yang bekerja di Laboratorium Fisika Partikel Eropa atau yang dikenal dengan nama CERN (Consei European pour la Recherce Nuclaire) yang berada di Genewa, Swiss, mengajukan protocol (suatu tatacara untuk berkomunikasi) system distribusi internet yang digunakan untuk berbagi informasi di antara para fisikawan.
Pada Web 1.0 masih bersifat read-only. Jadi isi dari web tersebut hanya dapat dibaca oleh penggunanya. Tanpa ada interaksi sedikitpun antara penguna dan web tersebut.
•Halaman web cenderung statis
• Kebanyakan web didesain dengan rangka
(frame).
• Membuat penayangannya lambat pada koneksi
dial up.
• Satu-satunya interaksi yang bisa dilakukan adalah
mengisi buku tamu online.
• Grafis berformat GIF, biasanya beresolusi 88×31
piksel, umum digunakan untuk mempromosikan
apa saja di web.
Pada Web 2.0 bergerak ke arah read-write. Pada Web 2.0 kegiatan sosial sudah dimulai, dengan semakin popularnya berbagai fasilitas seperti wikipedia, blog, friendster dan sebagainya. Sehingga sudah terjadi interaksi antara web dengan penggunanya. Tetapi kendala utama pada Web 2.0 adalah penangan untuk pertukaran data atau interoperabilitas masih sulit.
• Formulir HTML terkirim otomatis via email. Kita
bisa mengisinya dan mengirim balik ke pengirim,
langsung tercatat di database.
• CSS (Cascading Style Sheets)
• Aplikasi Rich Internet atau berbasis Ajax
• Markup XHTML
• Sindikasi dan agregasi data menggunakan
RSS/Atom
• URL yang valid
• Folksonomies
• Aplikasi wiki pada sebagian atau seluruh Website
XML Web-Service API
Sedangkan pada Web 3.0 mengembangkan hubungan manusia ke manusia, manusia ke mesin, dan mesin ke mesin. Web 3.0 mencoba menyempurnakan Web 2.0 dengan memberikan penekanan penelitian pada Semantic Web, Ontology, Web Service, Social Software, Folksonomies dan Peer-to-Peer. Penelitian ini sangat memperhatikan ‘budaya’ sebuah komunitas terhadap kebutuhan akan sebuah data atau informasi.
•Transformation dari tempat penyimpanan yang bersifat terpisah pisah menjadi satu.
• Ubiquitous connectivity, memungkinkan info diakses di berbagai media.
• Network computing, software as service business models, Web Services interoperability, distributed
computing, grid computing and cloud computing.
• Open technologies, sebagian besar semuanya berjalan dalam platform open source / free.
• Open identity, Open ID, seluruh info adalah bebas dan sebebas – bebasnya.
• The intelligent web, Semantic Web technologies such as RDF, OWL, SWRL, SPAROL, GRDDL,
semantic application platforms, and statement-based datastores;
• Distributed databases, database terdistribusi dalam WWD ( World Wide Database ).
• Intelligent applications.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar